Tafsir As-Saadi

Multiple Ayahs

Tags

Download Links

Tafsir As-Saadi tafsir for Surah Al-Jinn — Ayah 28

وَأَنَّ ٱلۡمَسَٰجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدۡعُواْ مَعَ ٱللَّهِ أَحَدٗا ١٨ وَأَنَّهُۥ لَمَّا قَامَ عَبۡدُ ٱللَّهِ يَدۡعُوهُ كَادُواْ يَكُونُونَ عَلَيۡهِ لِبَدٗا ١٩ قُلۡ إِنَّمَآ أَدۡعُواْ رَبِّي وَلَآ أُشۡرِكُ بِهِۦٓ أَحَدٗا ٢٠ قُلۡ إِنِّي لَآ أَمۡلِكُ لَكُمۡ ضَرّٗا وَلَا رَشَدٗا ٢١ قُلۡ إِنِّي لَن يُجِيرَنِي مِنَ ٱللَّهِ أَحَدٞ وَلَنۡ أَجِدَ مِن دُونِهِۦ مُلۡتَحَدًا ٢٢ إِلَّا بَلَٰغٗا مِّنَ ٱللَّهِ وَرِسَٰلَٰتِهِۦۚ وَمَن يَعۡصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَإِنَّ لَهُۥ نَارَ جَهَنَّمَ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ٢٣ حَتَّىٰٓ إِذَا رَأَوۡاْ مَا يُوعَدُونَ فَسَيَعۡلَمُونَ مَنۡ أَضۡعَفُ نَاصِرٗا وَأَقَلُّ عَدَدٗا ٢٤ قُلۡ إِنۡ أَدۡرِيٓ أَقَرِيبٞ مَّا تُوعَدُونَ أَمۡ يَجۡعَلُ لَهُۥ رَبِّيٓ أَمَدًا ٢٥ عَٰلِمُ ٱلۡغَيۡبِ فَلَا يُظۡهِرُ عَلَىٰ غَيۡبِهِۦٓ أَحَدًا ٢٦ إِلَّا مَنِ ٱرۡتَضَىٰ مِن رَّسُولٖ فَإِنَّهُۥ يَسۡلُكُ مِنۢ بَيۡنِ يَدَيۡهِ وَمِنۡ خَلۡفِهِۦ رَصَدٗا ٢٧ لِّيَعۡلَمَ أَن قَدۡ أَبۡلَغُواْ رِسَٰلَٰتِ رَبِّهِمۡ وَأَحَاطَ بِمَا لَدَيۡهِمۡ وَأَحۡصَىٰ كُلَّ شَيۡءٍ عَدَدَۢا ٢٨

"Dan bahwasanya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah, maka janganlah kamu berdoa kepada seseorang pun (di dalamnya) di samping (berdoa kepada) Allah. Dan bahwasanya tatkala hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembahNya (me-ngerjakan ibadah), hampir saja jin-jin itu desak-mendesak menge-rumuninya. Katakanlah, 'Sesungguhnya aku hanya berdoa kepada Rabbmu dan aku tidak mempersekutukan sesuatu pun denganNya.' Katakanlah, 'Sesungguhnya aku tidak kuasa mendatangkan se-suatu kemudaratan pun kepadamu dan tidak (pula) sesuatu ke-manfaatan.' Katakanlah, 'Sesungguhnya aku sekali-kali tiada se-orang pun yang dapat melindungiku dari (azab) Allah dan sekali-kali tiada akan memperoleh tempat berlindung selain dariNya. Akan tetapi (aku hanya) menyampaikan (peringatan) dari Allah dan risalahNya.' Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasulnya, maka sesungguhnya baginyalah Neraka Jahanam, me-reka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sehingga apabila mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka, maka mereka akan mengetahui siapakah yang lebih lemah penolongnya dan lebih sedikit bilangannya. Katakanlah, 'Aku tidak mengetahui, apakah azab yang diancamkan kepadamu itu dekat ataukah Rabbku menjadikan bagi (kedatangan) azab itu, masa yang panjang.' (Dia adalah Rabb) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak mem-perlihatkan kepada seorang pun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhaiNya, maka sesungguhnya Dia menga-dakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya. Supaya Dia mengetahui, bahwa rasul-rasul itu sungguh telah me-nyampaikan risalah-risalah Rabbnya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu-persatu." (Al-Jin: 18-28).

(18) ﴾ وَأَنَّ ٱلۡمَسَٰجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدۡعُواْ مَعَ ٱللَّهِ أَحَدٗا ﴿ "Dan bahwasanya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorang pun di dalamnya di samping (menyembah) Allah." Yakni, tidak doa ibadah dan bukan pula doa permohonan karena masjid-masjid adalah tempat paling agung untuk beribadah yang dibangun di atas keikhlasan karena Allah سبحانه وتعالى semata serta tunduk pada ke-agungan dan keperkasaanNya.
(19) ﴾ وَأَنَّهُۥ لَمَّا قَامَ عَبۡدُ ٱللَّهِ يَدۡعُوهُ ﴿ "Dan bahwasanya tatkala hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembahNya," memohon dan menyembah-Nya serta membaca al-Qur`an, karena terlalu banyaknya mereka, ﴾ كَادُواْ يَكُونُونَ عَلَيۡهِ لِبَدٗا ﴿ "hampir saja jin-jin itu desak-mendesak mengerumuni-nya," yakni saling berdesakan untuk mendengarkan petunjuk yang ada di dalamnya.
(20) ﴾ قُلۡ ﴿ "Katakanlah" kepada mereka wahai rasul, seraya menjelaskan hakikat apa yang kau serukan, ﴾ إِنَّمَآ أَدۡعُواْ رَبِّي وَلَآ أُشۡرِكُ بِهِۦٓ أَحَدٗا ﴿ "Sesungguhnya aku hanya berdoa kepada Rabbmu dan aku tidak mem-persekutukan sesuatu pun denganNya." Yakni, aku mengesakanNya semata, yang tidak ada sekutu bagiNya. Aku berlepas diri dari segala sekutu dan berhala, serta segala sesuatu yang dijadikan se-sembahan oleh kaum musyrikin selain Allah سبحانه وتعالى.
(21-22) ﴾ قُلۡ إِنِّي لَآ أَمۡلِكُ لَكُمۡ ضَرّٗا وَلَا رَشَدٗا ﴿ "Katakanlah, 'Sesungguhnya aku tidak kuasa mendatangkan sesuatu kemudaratan pun kepadamu dan tidak (pula) sesuatu kemanfaatan'." Yakni, aku hanyalah seorang hamba, aku tidak memiliki kuasa untuk mengatur dan bertindak atas segala sesuatu pun. ﴾ قُلۡ إِنِّي لَن يُجِيرَنِي مِنَ ٱللَّهِ أَحَدٞ ﴿ "Katakanlah, 'Sesung-guhnya aku sekali-kali tiada seorang pun yang dapat melindungiku dari (azab) Allah'," yakni, tidak ada seorang pun yang bisa aku mintai perlindungan yang bisa menyelamatkanku dari siksaan Allah سبحانه وتعالى. Bila seorang rasul yang merupakan manusia terbaik tidak kuasa menimpakan bahaya dan memberi manfaat serta tidak bisa me-nangkal sesuatu keburukan dari Allah سبحانه وتعالى jika memang dikehen-daki, maka orang yang bukan rasul tentu lebih tidak bisa, ﴾ وَلَنۡ أَجِدَ مِن دُونِهِۦ مُلۡتَحَدًا ﴿ "dan sekali-kali tiada akan memperoleh tempat berlindung selain dariNya," yakni tempat perlindungan dan memohon pertolongan.
(23) ﴾ إِلَّا بَلَٰغٗا مِّنَ ٱللَّهِ وَرِسَٰلَٰتِهِۦۚ ﴿ "Akan tetapi (aku hanya) menyampaikan (peringatan) dari Allah dan risalahNya," aku tidak memiliki keistime-waan atas manusia selain hanya karena Allah سبحانه وتعالى mengkhususkanku untuk menyampaikan risalah-risalahNya dan mendakwahi para hambaNya kepada Allah. Dengan demikian, tegaklah hujjah atas manusia. ﴾ وَمَن يَعۡصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَإِنَّ لَهُۥ نَارَ جَهَنَّمَ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ﴿ "Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasulnya, maka sesungguhnya baginyalah Neraka Jahanam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya." Yang di-maksud adalah maksiat kekufuran sebagaimana dibatasi oleh nash-nash tegas lainnya. Sedangkan kemaksiatan saja tidaklah membuat pelakunya kekal di dalam neraka sebagaimana ditunjukkan oleh ayat-ayat al-Qur`an dan hadits-hadits Nabi a, serta berdasarkan ijma' as-Salaf ash-Shalih dan para imam umat ini.
(24) ﴾ حَتَّىٰٓ إِذَا رَأَوۡاْ مَا يُوعَدُونَ ﴿ "Sehingga apabila mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka," yakni menyaksikan dengan mata kepala dan memastikan akan menimpa mereka, ﴾ فَسَيَعۡلَمُونَ ﴿ "maka mereka akan mengetahui," pada saat itu dengan sebenar-benarnya, ﴾ مَنۡ أَضۡعَفُ نَاصِرٗا وَأَقَلُّ عَدَدٗا 24 ﴿ "siapakah yang lebih lemah penolongnya dan lebih sedikit bilangannya," ketika tidak ditolong oleh yang lain bah-kan dirinya sendiri tidak mendapatkan pertolongan kala mereka digiring seorang demi seorang sebagaimana mereka diciptakan pertama kalinya.
(25-26) ﴾ قُلۡ ﴿ "Katakanlah" kepada mereka bila mereka ber-tanya padamu tentang kapankah terjadinya ancaman itu, ﴾ إِنۡ أَدۡرِيٓ أَقَرِيبٞ مَّا تُوعَدُونَ أَمۡ يَجۡعَلُ لَهُۥ رَبِّيٓ أَمَدًا ﴿ "Aku tidak mengetahui, apakah azab yang diancamkan kepadamu itu dekat ataukah Rabbku menjadikan bagi (keda-tangan) azab itu, masa yang panjang," yakni, jarak waktu yang pan-jang. Pengetahuan mengenai hal itu hanya ada di sisi Allah سبحانه وتعالى. ﴾ عَٰلِمُ ٱلۡغَيۡبِ فَلَا يُظۡهِرُ عَلَىٰ غَيۡبِهِۦٓ أَحَدًا ﴿ "(Dia adalah Rabb) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang ghaib itu," hanya Allah سبحانه وتعالى sendiri yang mengetahui isi hati, rahasia, dan hal-hal ghaib.
(27) ﴾ إِلَّا مَنِ ٱرۡتَضَىٰ مِن رَّسُولٖ ﴿ "Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya," Allah سبحانه وتعالى memberitahunya sesuai tuntutan hikmahNya untuk memberitahukan, sebab rasul tidak seperti manusia lainnya. Allah سبحانه وتعالى meneguhkan mereka dengan penguat yang tidak diberikan pada orang lain dan Allah سبحانه وتعالى menjaga wahyu yang disampaikan padanya hingga para rasul bisa menyampaikannya pada manusia dengan sebenarnya tanpa didekati oleh para setan sehingga mereka me-ngurangi atau menambahi wahyu. Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ فَإِنَّهُۥ يَسۡلُكُ مِنۢ بَيۡنِ يَدَيۡهِ وَمِنۡ خَلۡفِهِۦ رَصَدٗا ﴿ "Maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya," menjaganya berdasarkan perintah Allah سبحانه وتعالى.
(28) ﴾ لِّيَعۡلَمَ ﴿ "Supaya Dia mengetahui" dengan hal itu, ﴾ أَن قَدۡ أَبۡلَغُواْ رِسَٰلَٰتِ رَبِّهِمۡ ﴿ "bahwa rasul-rasul itu sungguh telah menyampaikan risalah-risalah Rabbnya," dengan menjadikan sebab-sebab pada mereka, ﴾ وَأَحَاطَ بِمَا لَدَيۡهِمۡ ﴿ "sedang (sebenarnya) ilmuNya meliputi apa yang ada pada mereka," yakni apa saja yang ada pada mereka dan apa pun yang mereka rahasiakan dan tampakkan, ﴾ وَأَحۡصَىٰ كُلَّ شَيۡءٍ عَدَدَۢا ﴿ "dan Dia meng-hitung segala sesuatu satu-persatu."
Dalam surat ini terdapat beberapa faidah: Pertama: Keberadaan jin dan mereka adalah makhluk mu-kallaf yang juga diperintah dan dilarang, serta akan diberi balasan atas perbuatan mereka sebagaimana disebutkan secara jelas dalam surat ini dan surat lain. Kedua: Rasulullah a juga diutus kepada bangsa jin sebagai-mana beliau juga diutus kepada manusia. Allah سبحانه وتعالى mengalihkan segolongan jin untuk mendengarkan wahyu yang disampaikan padanya dan agar mereka menyampaikannya pada kaum mereka. Ketiga: Kecerdasan jin serta kemampuan mereka mengetahui kebenaran, dan bahwa yang mendorong mereka untuk beriman adalah petunjuk al-Qur`an dan etika baik dalam berbicara yang mereka wujudkan. Keempat: Perhatian Allah سبحانه وتعالى terhadap RasulNya a dan penjagaanNya atas wahyu yang dibawa. Ketika berita kenabian Rasulullah a dimulai, langit dijaga oleh bintang-bintang, para setan lari dari tempat mereka dan terhalang untuk mengintai. Dengan al-Qur`an, Allah سبحانه وتعالى merahmati penduduk bumi dengan rahmat yang tidak terkira dan Allah سبحانه وتعالى menghendaki petunjuk pada mereka. Allah سبحانه وتعالى hendak menampakkan sebagian dari AgamaNya, syariat dan ma'rifat tentangNya yang dapat menggelorakan hati, yang membuat orang-orang berakal gembira, dan syiar-syiar Islam nam-pak dan para penyembah patung serta berhala terpuruk. Kelima: Begitu semangatnya para jin untuk mendengarkan al-Qur`an dari Rasulullah a serta berkerumunnya mereka untuk itu. Keenam: Surat ini mencakup perintah bertauhid, larangan menyekutukan Allah سبحانه وتعالى, penjelasan tentang kondisi makhluk, tidak seorang pun berhak disembah sekecil apa pun, karena Rasulullah Muhammad a sendiri tidak kuasa untuk menolong dan memba-hayakan seorang pun, bahkan tidak kuasa atas dirinya sendiri, se-hingga dapat diketahui bahwa seluruh manusia juga sama. Adalah salah dan zhalim menjadikan orang yang sifatnya seperti ini seba-gai sembahan-sembahan lain. Ketujuh: Pengetahuan-pengetahuan ghaib hanya diketahui Allah سبحانه وتعالى semata. Tidak ada seorang pun yang mengetahuinya kecuali orang yang diridhai dan dikhususkan untuk mengetahui sebagian darinya.

Selesai tafsir Surat al-Jin. Segala puji hanya bagi Allah, Rabb semesta alam.

📖 Tafsir Resource

QUL supports exporting tafsir content in both JSON and SQLite formats. Tafsir text may include <html> tags for formatting such as <b>, <i>, etc.

Example JSON Format:

{
  "2:3": {
    "text": "tafisr text.",
    "ayah_keys": ["2:3", "2:4"]
  },
  "2:4": "2:3"
}
  • Keys in the JSON are "ayah_key" in "surah:ayah", e.g. "2:3" means 3rd ayah of Surah Al-Baqarah.
  • The value of ayah key can either be:
    • an object — this is the main tafsir group. It includes:
      • text: the tafsir content (can include HTML)
      • ayah_keys: an array of ayah keys this tafsir applies to
    • a string — this indicates the tafsir is part of a group. The string points to the ayah_key where the tafsir text can be found.

SQLite exports includes the following columns

  • ayah_key: the ayah for which this record applies.
  • group_ayah_key: the ayah key that contains the main tafsir text (used for shared tafsir).
  • from_ayah / to_ayah: start and end ayah keys for convenience (optional).
  • ayah_keys: comma-separated list of all ayah keys that this tafsir covers.
  • text: tafsir text. If blank, use the text from the group_ayah_key.