Tafsir As-Saadi

Multiple Ayahs

Tags

Download Links

Tafsir As-Saadi tafsir for Surah Al-Muzzammil — Ayah 2

يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡمُزَّمِّلُ ١ قُمِ ٱلَّيۡلَ إِلَّا قَلِيلٗا ٢ نِّصۡفَهُۥٓ أَوِ ٱنقُصۡ مِنۡهُ قَلِيلًا ٣ أَوۡ زِدۡ عَلَيۡهِ وَرَتِّلِ ٱلۡقُرۡءَانَ تَرۡتِيلًا ٤ إِنَّا سَنُلۡقِي عَلَيۡكَ قَوۡلٗا ثَقِيلًا ٥ إِنَّ نَاشِئَةَ ٱلَّيۡلِ هِيَ أَشَدُّ وَطۡـٔٗا وَأَقۡوَمُ قِيلًا ٦ إِنَّ لَكَ فِي ٱلنَّهَارِ سَبۡحٗا طَوِيلٗا ٧ وَٱذۡكُرِ ٱسۡمَ رَبِّكَ وَتَبَتَّلۡ إِلَيۡهِ تَبۡتِيلٗا ٨ رَّبُّ ٱلۡمَشۡرِقِ وَٱلۡمَغۡرِبِ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ فَٱتَّخِذۡهُ وَكِيلٗا ٩ وَٱصۡبِرۡ عَلَىٰ مَا يَقُولُونَ وَٱهۡجُرۡهُمۡ هَجۡرٗا جَمِيلٗا ١٠ وَذَرۡنِي وَٱلۡمُكَذِّبِينَ أُوْلِي ٱلنَّعۡمَةِ وَمَهِّلۡهُمۡ قَلِيلًا ١١

"Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (dari padanya), (yaitu) seper-duanya atau kurangilah darinya sedikit, atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah al-Qur`an itu dengan perlahan-lahan. Sesung-guhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu') dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak). Sebutlah nama Rabbmu, dan beribadahlah kepadaNya dengan penuh ketekunan. (Dia-lah) Rabb masyriq dan maghrib, tiada ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka ambillah Dia seba-gai pelindung. Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik. Dan biarkanlah Aku (saja) bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang mempunyai kemewahan dan beri tangguhlah mereka barang sebentar." (Al-Muzzammil: 1-11).

Makkiyah

"Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang."

(1-5) Al-Muzzammil adalah orang yang menutupi badannya dengan baju semakna dengan kata al-Muddatstsir. Hal ini terjadi pada Rasulullah a ketika Allah سبحانه وتعالى memuliakan beliau dengan risalah. Allah سبحانه وتعالى memulainya dengan menurunkan wahyu dengan mengutus Jibril menemui beliau. Rasulullah a melihat sesuatu yang belum pernah beliau lihat sebelumnya dan tidak ada yang mampu bertahan atasnya melainkan hanya para rasul. Pada saat itu Rasulullah a gemetar kala melihat Jibril عليه السلام. Kemudian Rasulullah a pulang kepada istri beliau dan berkata, "Selimutilah aku, seli-mutilah aku." Rasulullah a menggigil ketakutan. Setelah itu da-tanglah Jibril dan berkata, "Bacalah!" Rasulullah a menjawab, "Aku tidak bisa membaca." Jibril memeluk erat beliau hingga Rasulullah a kelelahan, Jibril mengajarkan bacaan padanya lalu Rasulullah a pun membaca.[127] Kemudian Allah سبحانه وتعالى menganugerahkan keteguhan padanya dan memberinya wahyu hingga mencapai tingkat yang belum pernah dicapai oleh para rasul sebelumnya. Subhanallah! Alangkah besar-nya perbedaan antara permulaan kenabian dan akhirannya. Karena itulah Allah سبحانه وتعالى berfirman kepada Rasulullah a dengan menyebut-kan sifat seperti ini yang dilihat pada beliau pada saat pertama kali. Allah سبحانه وتعالى memerintahkan Rasulullah a dengan berbagai ibadah yang berkaitan denganNya. Selanjutnya Allah سبحانه وتعالى memerintahkan beliau untuk bersabar atas gangguan kaumnya lalu memerintahkan untuk tegar dengan perintahNya dan mengumumkan dakwah beliau kepada Allah سبحانه وتعالى. Allah سبحانه وتعالى memerintah beliau dengan ibadah yang paling mulia, yaitu shalat pada waktu yang paling mantap dan utama (qiyamul lail). Di antara rahmat Allah سبحانه وتعالى, Dia tidak memerintahkan Rasulullah a untuk menghidupkan seluruh malam dengan shalat, tapi Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ قُمِ ٱلَّيۡلَ إِلَّا قَلِيلٗا ﴿ "Bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (darinya)." Selanjutnya Allah سبحانه وتعالى menentukannya, ﴾ نِّصۡفَهُۥٓ أَوِ ٱنقُصۡ مِنۡهُ ﴿ "(Yaitu) seperduanya atau kurangilah darinya," yakni dari se-perdua, ﴾ قَلِيلًا ﴿ "sedikit," misalnya sepertiganya, ﴾ أَوۡ زِدۡ عَلَيۡهِ ﴿ "atau lebih dari seperdua itu," lebih dari seperdua seukuran dua pertiga malam, ﴾ وَرَتِّلِ ٱلۡقُرۡءَانَ تَرۡتِيلًا ﴿ "dan bacalah al-Qur`an itu dengan perlahan-lahan," karena membaca al-Qur`an dengan perlahan bisa mendatangkan perenungan, pemikiran, bisa menggerakkan kalbu, beribadah dengan tanda-tanda kebesaran Allah سبحانه وتعالى serta bersiap-siaga secara sempurna untuk itu. Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ إِنَّا سَنُلۡقِي عَلَيۡكَ قَوۡلٗا ثَقِيلًا ﴿ "Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat," yakni, Kami akan mewahyukan al-Qur`an yang berat ini padamu. Yang dimaksud dengan berat adalah makna-maknanya yang agung, sifat-sifatnya yang luhur. Untuk itu, sesuatu yang sifatnya seperti ini layak di-persiapkan, dibaca secara perlahan, serta merenungkan apa yang tercakup di dalamnya.
(6) Kemudian Allah سبحانه وتعالى menyebutkan hikmah dalam perin-tah qiyamul lail seraya berfirman, ﴾ إِنَّ نَاشِئَةَ ٱلَّيۡلِ ﴿ "Sesungguhnya bangun di waktu malam," yakni, shalat pada waktu malam setelah tidur, ﴾ هِيَ أَشَدُّ وَطۡـٔٗا وَأَقۡوَمُ قِيلًا ﴿ "adalah lebih tepat (untuk khusyu') dan bacaan di waktu itu lebih berkesan," yakni, lebih dekat mencapai maksud al-Qur`an sehingga sesuai dengan hati dan lisan, beban menjadi ringan, apa yang diucapkan bisa dipahami, dan urusannya menjadi lurus.
(7) Tidak seperti di siang hari, karena di waktu siang mak-sud-maksud ini tidak bisa dicapai. Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ إِنَّ لَكَ فِي ٱلنَّهَارِ سَبۡحٗا طَوِيلٗا ﴿ "Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak)," yakni, untuk memenuhi kebutuhan dan penghidupan yang menyebabkan hati sibuk dengan yang lain, tidak konsentrasi secara sempurna.
(8) ﴾ وَٱذۡكُرِ ٱسۡمَ رَبِّكَ ﴿ "Sebutlah nama Rabbmu," mencakup berbagai macam dzikir, ﴾ وَتَبَتَّلۡ إِلَيۡهِ تَبۡتِيلٗا ﴿ "dan beribadahlah kepadaNya dengan penuh ketekunan," yakni konsentrasi padaNya, sebab konsentrasi dan kembali kepada Allah سبحانه وتعالى adalah terputusnya hati dari seluruh makhluk dan penuh kecintaan terhadap Allah سبحانه وتعالى serta segala se-suatu yang bisa mendekatkan padaNya dan pada ridhaNya.
(9) ﴾ رَّبُّ ٱلۡمَشۡرِقِ وَٱلۡمَغۡرِبِ ﴿ "(Dia-lah) Rabb masyriq dan maghrib," ini adalah isim jenis yang mencakup seluruh arah timur dan barat. Allah سبحانه وتعالى adalah Rabb seluruh timur dan barat serta segala cahaya yang ada padanya serta segala sesuatu yang menjadi maslahat miliknya dari alam atas dan alam bawah. Allah سبحانه وتعالى adalah Rabb segala sesuatu, Pencipta dan Pengaturnya. ﴾ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ﴿ "Tiada tuhan yang berhak disembah melainkan Dia," yakni, tidak ada yang berhak disembah selain WajahNya Yang Agung Yang berhak diistimewa-kan dan dicintai, diagungkan dan dimuliakan, karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ فَٱتَّخِذۡهُ وَكِيلٗا ﴿ "Maka ambillah Dia sebagai pelindung," yakni Penjaga dan Pengatur untuk segala urusanmu.
(10) Pada saat Allah سبحانه وتعالى memerintahkan Rasulullah a untuk shalat secara khusus dan berdzikir secara umum di mana hal ter-sebut akan memberikan kemampuan kuat bagi seorang hamba untuk memikul beban dan pekerjaan berat, Allah سبحانه وتعالى memerintah-kan Rasulullah a untuk bersabar atas perkataan yang diucapkan oleh para penentang dan mereka yang mencelanya dan mencela risalah yang beliau bawa serta diperintahkan untuk terus menjalan-kan perintah Allah سبحانه وتعالى yang tidak dapat ditahan dan dihadang oleh siapa pun. Allah سبحانه وتعالى memerintahkan beliau untuk meninggalkan mereka secara baik-baik. Itulah cara menjauhi orang sekiranya ada maslahatnya dan tidak ada gangguannya. Rasulullah a bahkan memperlakukan mereka dengan meninggalkan dan berpaling dari perkataan-perkataan yang menyakiti. Allah سبحانه وتعالى juga memerintahkan beliau untuk mendebat mereka dengan cara yang baik.
(11) ﴾ وَذَرۡنِي وَٱلۡمُكَذِّبِينَ ﴿ "Dan biarkanlah Aku (saja) bertindak terha-dap orang-orang yang mendustakan itu," yakni, tinggalkan antara Aku dengan mereka. Aku akan membalas mereka, meski Aku memberi mereka waktu, bukan berarti Aku melalaikan mereka. Allah سبحانه وتعالى ber-firman, ﴾ أُوْلِي ٱلنَّعۡمَةِ ﴿ "Orang-orang yang mempunyai kemewahan," yakni para pemilik kenikmatan dan kekayaan yang bertindak melampaui batas pada saat Allah سبحانه وتعالى memperluas rizki mereka dan melapang-kan mereka berkat karuniaNya seperti disebutkan dalam Firman Allah سبحانه وتعالى, ﴾ كـَلَّآ إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَيَطۡغَىٰٓ 6 أَن رَّءَاهُ ٱسۡتَغۡنَىٰٓ 7 ﴿ "Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup." (Al-Alaq: 6-7).

Allah kemudian mengancam mereka dengan azab yang ada di sisiNya dengan berfirman,

📖 Tafsir Resource

QUL supports exporting tafsir content in both JSON and SQLite formats. Tafsir text may include <html> tags for formatting such as <b>, <i>, etc.

Example JSON Format:

{
  "2:3": {
    "text": "tafisr text.",
    "ayah_keys": ["2:3", "2:4"]
  },
  "2:4": "2:3"
}
  • Keys in the JSON are "ayah_key" in "surah:ayah", e.g. "2:3" means 3rd ayah of Surah Al-Baqarah.
  • The value of ayah key can either be:
    • an object — this is the main tafsir group. It includes:
      • text: the tafsir content (can include HTML)
      • ayah_keys: an array of ayah keys this tafsir applies to
    • a string — this indicates the tafsir is part of a group. The string points to the ayah_key where the tafsir text can be found.

SQLite exports includes the following columns

  • ayah_key: the ayah for which this record applies.
  • group_ayah_key: the ayah key that contains the main tafsir text (used for shared tafsir).
  • from_ayah / to_ayah: start and end ayah keys for convenience (optional).
  • ayah_keys: comma-separated list of all ayah keys that this tafsir covers.
  • text: tafsir text. If blank, use the text from the group_ayah_key.